Senin, 29 Oktober 2012 0 komentar

Suzuki Shogun 125, Juara Berkat Durasi Tinggi dan Pelatuk Vario


Dari dulu Ahon alias Herman Lo terkenal jago cubit pantat. Tentu bukan pantat janda, tapi pantat kem. Master kem itu berani kasih durasi tinggi di Suzuki Shogun 125 yang digeber Eko Codox. Hasilnya juara 1 Bebek 4-Tak 200 cc di Achilles Corsa Drag Bike 2012 di Sirkuit Sentul dua minggu lalu.

Untuk durasinya, klep isap 281° dan ex 278°. Ukuran ini cukup tinggi dibanding mekanik lain yang masih bermain diangka 270°. Membuat karakter motor kilikan Ahon punya power besar di rpm tinggi. Joki harus panteng gas ketika start.

Klep isap membuka 32° sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 69 setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedangkan klep buang membuka 68° sebelum TMB dan menutup 30° setelah TMA.

Menggunakan klep EE5 yang punya batang 5 mm. Diameter payung klep in dibuat 33 mm dan katup buang 28 mm.

Ahon bisa dikatakan mau mengurangi gesekkan di mekanisme katup. Caranya menggunakan pelatuk model roller dari Honda Vario. Karena rocker arm model roller, kem yang dipakai harus gendut. Karakternya juga membulat, makanya yang cocok menggunakan kem Suzuki Titan. Bisa jadi kem yang dipakai ini dari Titan versi Thailand, karena disana sudah menggunakan pelatuk roller.
Karena Shogun 125 tim Abirawa SMS Ahon ini mengikuti kelas Bebek 4-Tak 200 cc, maka volume silinder juga dibore up. Menggunakan seher Honda Tiger 64,5 mm. Diikuti dengan menaikkan stroke atau langkah piston yang asalnya 55,2 dibuat 61,2 mm. Otomatis kapasitas silinder jadi 199,9 cc. Tipis banget jadi 200 cc.

Untuk mengimbangi stroke yang sudah panjang, setang seher juga perlu panjang. Agar gesekkan antara seher dengan boring jadi ringan. Conecting rod punya Yamaha RX-King dipasang.

Supaya seher bisa pas terpasang, lubang di setang seher dikasih bos dari bahan kuningan. Sehingga lubang dalam bos harus dibikin 15 mm, supaya pas dengan pen seher Tiger yang 15 mm.

Kepala piston harus dibentuk ulang. “Pinggir seher dibikin mendem 0, 6 mm dari bibir atas blok. Supaya tidak menyundul head,” kata Ahon, sapaan Herman Lo.

Sisa ruang bakar dibentuk model kubah. Kini rasio kompresinya jadi 13,8 : 1. Dipadukan dengan bahan bakar bensol. Penggabutan bahan bakar diolah karburator Keihin PE28, tapi direamer jadi 32 mm. Disesaki pilot-jet 32 dan main-jet 118.

Rasio gear pastinya dimainkan agar bisa melesat lancar di trek lurus. Gigi 1 13/29, 2 14/24, 3 17/23 dan 4 18/21. Final gear 14/33. “Tmbus 7,857 detik, masih akan diperbaiki. Next time agar bisa tembus 7,6 detik,” harap Ahon dari Jl. Kartini, No. 18, Depok Lama.  (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Sok belakang: Daytona
Swing arm: Supertrack
Sok depan: Posh
Ban depan: Corsa 50/90-17 & 80/80-17
Knalpot: AHRS
 
Penulis : Panji | Teks Editor : KR15 | Foto : Yudi
0 komentar

Honda Vario Techno, Mainan Anak Kecil


Berawal dari hobi motor yang sudah dialami sejak kecil, sehingga ngemodif motor seolah-olah jadi darah yang mengalir dalam diri Ahmad Fakhri Akbar. Buktinya doi enggak pernah punya motor yang kondisinya seperti bawaan pabrik.

Semua motor yang pernah nongkrong digarasi rumah pria lajang ini selalu tidak membiarkan tampilan motornya standar ting-ting. Seperti pada Honda Vario Techno miliknya.

Walaupun ubahannya tidak terlalu ekstrem, namun doi pede dengan tampilan motor yang punya tema puzzle. Menurut pria yang bekerja sebagai pegawai tata usaha di MAN 6 Jakarta ini, tema puzzle itu terlihat pada desain airbrush yang dibikin. “Selain itu tema airbrush dengan bentuk puzzle itu masih jarang. Selama ini jika diperhatikan model airbrush kebanyakan mengambil konsep kanibal dan abstrak,” tambahnya.

Ketika proses pengecatan, pria asli Betawi ini mengaku motif puzlle itu ternyata sama saja kayak kita sedang maen puzzle, butuh konsentrasi yang tinggi. Maklum bro, proses pengecetan dilakukan sendiri, doi hanya dibantu Cacam dari C2M di Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. “Memang sih ngecatnya di bengkel airbrush, tapi dari mulai ngamplas sampai grafis dilakukan sendiri,” beber Aii Bolang, sapaan akrab Ahmad.

Nah, agar terlihat tidak monoton, motif puzzle tadi dipadukan dengan desain semi tribal. “Dikombinasi dengan warna biru, hijau, kuning dan merah agar terkesan ceria,” bilang Aii.
Selain bodi, agar tampilan makin sip. Aii membuat kelir cover CVT menjadi lebih menarik. Caranya cover CVT aslinya dikrom, setelah itu penutup belt itu lalu dilebur menggunakan cat candy berwarna gold. Alasannya sih, agar tampilannya makin keren.

Ubahan lainnya ada pada bagian sakelar. Walaupun sakelar yang berada pada bagian setang dibiarkan standar, namun fungsinya sudah tidak seperti aslinya. Panel klakson dipindah ke panel elektrik starter. Hal itu dilakukan bukan tanpa sebab, agar kesannya seperti Vario yang beredar di Thailand. Selain itu jika dilihat dari fungsinya efeknya bisa lebih safety karena maling tentu akan bingung, ketika sakelar starter dipencet bukan mesin yang bunyi tetapi klakson. Sehingga maling berfikir itu alarm.

Langkah yang dilakukan, agar panel klakson dan panel starter bisa ditukar, cukup menambah kabel sepajang 10 cm. Kabel tadi disambungkan pada kabel starter dan kabel klakson, sehingga kedua panel itu bisa berpindah rumah.

Agar terlihat eye catching ketika motor diajak nongkrong, Aii menambahkan stabilaizer pada bagian jok. Sehingga ketika kunci bagasi dibuka, jok akan terbuka dengan sendirinya. “Saya pasang stabilaizer pada jok belakang itu selain agar terlihat eye catching, juga biar enggak ribet ketika mengisi bensin,” kata Aii.

Terakhir, sebagai aroma pemanis. Aii memberi nuansa krom pada sokbreker depan, handel rem, standar tengah dan samping. Tujuannya agar motor lebih terlihat elegan.  (motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI
Ban depan : Mizzle 2,25-17
Ban belakang : Mizzle 2,25-17
Knalpot  : DBS
Sokbreker : YSS
Penulis : Hanggi | Teks Editor : KR15 | Foto : Endro
0 komentar

Knalpot Special Engine Buat Grasstrack, Tampil Ciamik Juga Kuat


Knalpot milik Special Engine (SE) jadi salah satu saluran buang favorit buat dipakai di pacuan grasstrack 2-tak. Malah kalau dilihat, hampir semua pacuan motor dua nada itu mengaplikasi knalpot motor yang memang dirancang khusus buat medan off road. So, kalau melihat pacuan 2-tak pun tak ubahnya SE 85 cc.

“Basic mesin agak mirip untuk engine 2-tak. Jadi, itu memungkinkan untuk dipakai. Terutama untuk motor tipe sport. Selain itu, kualitas knalpotnya SE juga lebih bagus,” ungkap Akbar Taufan, tracker senior yang tinggal di Salatiga, Jawa Tengah.

Selain itu, ada pertimbangan juga soal bahan. Dengan bahan atau pelat yang lebih bagus, knalpot itu juga enggak mudah penyok atau rusak. “Apalagi di grasstrack, benturan atau terjatuh juga sering terjadi. Jadi, knalpot juga enggak mudah penyok jika terkena sesuatu,” sebut Akbar yang juga salah satu Juara Nasional Grasstrack di kelas Senior.

Belum lagi efek dari lintasan alias trek! Batu atau kerikil bukan tidak mungkin kerap kali mengenai saluran buang. Bletak..bletak! Tetapi, lewat pelat besi atau stainless steel yang bagus, lagi-lagi knalpot enggak mudah penyok.

Malah, tak sedikit dari knalpot itu yang dilapisi nikel alias dikrom agar tampilannya makin ciamik. Tentunya, ini jadi nilai lebih buat menambah cantik atau manis bahkan gagah pacuan.

Tetapi, ketika aplikasi knalpot ini, ada beberapa hal yang kudu diperhatikan. Yaitu, soal volume tabung knalpot itu sendiri.

"Ketika pakai knalpot SE 125 cc dan dipasang ke Ninja 150, volumenya agak kurang besar. Begitu juga dari sisi turbulensi. Ini yang harus diperhatikan,” saran Bangkit ‘Thole’ Kristanto, salah satu tunner ternama asal Jogja yang namanya sempat kondang di dunia balap aspal.

Senada dengan Thole, menurut Akbar juga butuh sedikit pembesaran volume jika ingin aplikasi knalpot SE. “Terutama ketika diaplikasi untuk di motor bebek 2-tak. Biasanya knalpot pakai milik SE 85 cc. Ketika dipasang ke Yamaha Force 1, harus dibesarkan volume tabungnya. Karena isi silinder Force 1 sudah lebih besar dari SE 85 cc,” beber Akbar. Iya, apalagi kalau engine itu motor juga sudah ‘dikorek’. Pastinya makin butuh volume lebih besar.

Seiring tabung, silencer juga jadi penentu larinya pacuan. Jika volume tabung sudah sesuai tapi silencer belum, tentunya gas buang enggak lancar keluar. So, power akan sedikit tertahan.

Bicara soal silencer, biasanya para tunner atau tracker pakai milik SE juga. So, hitungannya jadi satu paket tuh. He..he..he...

Tetapi sama! Maksudnya kudu dilakukan penyesuaian sebelum diaplikasi. “Kalau panjang-pendeknya hampir sama antara SE 85 atau 125. Biasanya perbedaan itu terletak di bagian ram atau kawat nyamuk,” kata Akbar yang kini juga jago bikin rangka pacuan grasstrack.
Ram milik SE punya diamater besar. Sedang Ninja, lebih kecil. Yang biasa dilakukan Akbar, panjang ram dibuat 25% dari ukuran ram asli. Sisanya, diganti pipa yang sudah dilubangi. “Efeknya suara lebih nyaring dan power-power bawah lebih kuat,” tutupnya.

Nah, kalau mau aplikasi knalpot SE, setidaknya sobat kudu siapkan dana sekitar Rp 2 jutaan. Uang ini bisa dipakai buat nebus knalpot standar bawaan motor seperti Yamaha YZ125, Kawasaki KX125, Honda CR125 atau Suzuki RM125.

Tentunya, harga itu buat knalpot seken ya. “Tetapi, biasanya yang banyak dipakai itu dari YZ125. Selain barangnya lebih banyak, kayaknya lebih cocok untuk di Ninja,” buka Akbar lagi.

Tetapi, kalau ingin lebih bermerek atau lebih jadi lirikan, silakan pakai knalpot branded layaknya FMF atau Pro Circuit. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 2,5 jutaan.

Coba?  (motorplus-online.com)
 
;